Sikluas
menstruasi wanita mempunyai fase-fase tertentu. Ciri khas kedewasaan
wanita ditandai dengan adanya perubahan-perubahan siklius pada alat
kandungan sebagai persiapan untuk suatu kehamilan. Peristiwa penting
tersebut ditandai dengan datangnya haid yaitu pengeluaran darah tiap
bulan dari rahim. Ada pameo yang mengatakan, ketika haid, rahim menangis
karena pembuahan tidak kunjung terjadi. Pendarahan akibat runtuhnya
dinding lapisan dalam rahim adalah puncak dari serangkaian peristiwa
saling berkaitan, yang bertujuan mempersiapkan rahim menampung sel telur
yang dibuahi. Bila kehamilan tidak terjadi, dinding yang sudah
dipersiapkan itu mengelupas. Siklus baru yang sama dimulai lagi.
Pengendali
utama dari semua peristiwa itu ialah hipotalamus. Bagian otak itu pun
masih dapat dipengaruhi oleh emosi dan kekecewaan. Terbukti dari
kenyataan, haid dapat dipengaruhi oleh pikiran yang kacau, atau
perjalanan, dan pindah pekerjaan. Lamanya haid terhenti tidak selalu
dapat dipastikan. Ada yang dua atau tiga bulan kemudian datang kembali,
dan ada pula yang sampai setahun penuh, bahkan dapat pula lebih. Wanita
yang mengalami hal ini, memerlukan pemeriksaan yang cermat terhadap
kemungkinan menderita penyakit yang dapat menyebabkan amenorea.
Gambaran Klinis Menstruasi
Sebagian
besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi
terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari.
Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi
hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang
diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara
awal perdarahan menstruasi – fase luteal − relatif konstan dengan
rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita (Hanafi, 2002).
Lama
keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4
sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap
normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen
kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak
tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya
terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.
Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu
sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata
banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode
menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60
ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per
g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan
kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap
hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Bobak, 2004).
Aspek Hormonal Selama Siklus Menstruasi
Mamalia,
khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ,
yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu
tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya
pengaturan koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam
peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ
target.
Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah:
Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis:
- Luteinizing Hormon (LH)
- Folikel Stimulating Hormon (FSH)
- Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
Steroid ovarium
Ovarium
menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid
yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat
dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor
steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak
dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.
Fase-fase dalam Siklus Menstruasi
Setiap
satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam
uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus (Bobak,
2004).
Fase-fase tersebut adalah:
Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase
ini endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan
dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung
selama lima hari (rentang tiga sampai enam hari). Pada awal fase
menstruasi kadar estrogen, progeseron, LH (Luteinizing Hormon) menurun
atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel
Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi
Fase
ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini
mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
Fase intermenstum atau fase proliferasi
Fase
ini merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar
hari kelima ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15
siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara
lengkap kembali normal dalam sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8-10 kali lipat,
yang berakhir saat ovulasi. Fase intermenstum atau fase proliferasi
tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folike ovarium.
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
- Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
- Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
- Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase
ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium
kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang
berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata.
Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan
sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu:
1. Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
2.
Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai
mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Endometrium
menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Akhir masa ini, stroma
endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di
seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya
nidasi (Hanafiah, 1997).
Mekanisme siklus menstruasi
Selama
haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus
yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5
mg/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua
gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam
jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase
folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi,
kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai
ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin praovulasi. Akibatnya FSH
dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari
sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali
menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara
dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45
mUI/ml.
Terjadinya
puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan
mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan
ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai
dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai
turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi
arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa
wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan
endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal
fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi
progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20
ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang
tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi
yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase
folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara
hari ke-20 dan 23 (Admin, 2010).
0 komentar:
Post a Comment